Maleoveva’s Blog

Just another WordPress.com weblog

keselamatan penerbangan militer dipertanyakan?

Posted by maleoveva on May 20, 2009

Pagi ini sebuah pesawat angkut jenis C-130 Hercules Alpha 1325 jatuh di Desa Geplak Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Rabu pagi pukul 06.30 WIB. beberapa hari yang lalu masih dalam bulan yang sama dikabarkan oleh sebuah media massa elektronik pesawat hercules dengan jenis yang sama tergelincir di Jayapura, Papua Barat. Belum hilang duka kita atas jatuhnya pesawat fokker di bandung namun di hari ini kita telah dikejutkan oleh jatuhnya pesawat hercules tersebut yang sampai saat tulisan ini diturunkan telah memakan korban sebanyak 78 orang (data dari tempointeraktif.com).

pemasalahan atas keselamatan penerbangan militer mengundang banyak sekali pertanyaan. salah satunya adalah, apakah faktor keselamatan bagi para perwira-perwira penerbang TNI AU bukan menjadi faktor utama? ataukah memang petugas teknik, apakah itu dia perwira atau anggotanya tidak lagi capable dalam memperhatikan standar prosedur keselamatan dan layaknya terbang suatu pesawat? atau kurangnya perhatian dan anggaran dari pemerintah terhadap masalah pertahanan negara? jika dijawab, tentu mereka-mereka yang terjun ke lapangan yang lebih tahu.

mengutip tulisan Marsekal Muda (Purn) F Djoko Poerwoko di harian IDSPS (institute for defence security and peace studies) beberapa waktu yang lalu. TNI AU terpaksa ”harus” mengoperasikan pesawat uzur. Separuhnya telah berumur 20 tahun, sisanya sebagian berumur 10 tahun lebih dan hanya 4 jenis yang berumur kurang dari 10 tahun. Sejak 1990 sebanyak 45 pesawat TNI AU dari berbagai jenis mengalami total lost. data tersebut menjadi catatan penting bagi pemerintah, khususnya bagi pemerintahan baru yang akan terpilih agar sangat sangat ,memperhatikan serta menindaklanjuti mengenai kebijakan serta anggaran bagi masalah pertahanan dan keamanan negara. Sebagai dasarnya dalam Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman. oleh karena itu merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi pemerintah untuk menyikapi dan bertindak secara tepat bagi masalah terkini yakni kendala alusista, penyediaan personel, sarana dan prasarana pendukung lainnya yang salah satunya adalah pesawat sebagai alat mobilisasi bagi TNI AU.

tentunya jika terjadi suatu kecelakaan pesawat militer tentu yang akan menjadi korban adalah prajurit. dimana pilot dan co-pilotnya adalah perwira perwira yang telah di gembleng di kawah chandradimuka Akademi Angkatan Udara, untuk kemudian melanjutkan 1 tahun lebih ke depan menjalani pendidikan dasar sekolah penerbang TNI AU. sebuah panggilan tugas mulia telah dipenuhi oleh mereka prajurit TNI AU yang terlibat dalam masalah keamanan serta integritas negara ini. memang kematian dalam pengabdian tugas merupakan suatu kemuliaan bagi seorang prajurit. tapi tetap akan terjadi kesia-sian jika nyawa harus melayang jika faktor keselamatan minim diperhatikan. bahkan dalam kecelakaan pesawat di bandung trakhir kali yang menjadi korban bukanlah hanya berasal dari Korps penerbang itu sendiri, namun 24 orang anggota Paskhas serta beberapa orang dari Korps tekhnik.

bagi sahabat-sahabat saya di TNI AU yang kini sedang menjalani tugas tetaplah bersemangat dan berdoalah, agar para pemimpin yang duduk di kursi dewan rakyat dan eksekutif agar benar-benar memperhatikan dan menyediakan anggaran besar bagi kemajuan di TNI, supaya tersedianya alusista serta alat pendukung lainnya yang benar-benar layak pakai. agar utuhnya kedaulatan NKRI serta terjaganya keamanan negeri ini.

Leave a comment